May Day, untuk Perjuangan Rakyat

Berbagai aliansi pergerakan berkumpul dalam aksi memperingati hari buruh Nasional. Dari Komite Perjuangan Buruh Yogyakarta (KPBY) yang mengangkat tema “Bangun Persatuan Rakyat. Perjuangan Demokrasi untuk Kesetaraan dan Kesejahteraan”, menuntut beberapa hal terkait perburuhan, pendidikan, agraria, demokrasi, perempuan dan KMK. Selain itu, DPD IMM DIY juga turut andil dalam aksi 1 mei memperingati hari buruh Nasional untuk menuntut penghapusan sistem kerja kontrak, pemagangan pada perusahaan, peningkatan jaminan sosial pada buruh, memberikan upah yang layak kepada buruh, mencabut PP No.78 tahun 2015, dan menolak Pemberangusan Serikat.

 

“Aksi ini memang harus dilakukan, karena ini bentuk dukungan kami sebagai Mahasiswa kepada rakyat, kepada buruh. Juga, untuk menumbuhkan kesadaran bersama terkait sistem pemerintahan yang tidak pro rakyat”, ujar Ridho seorang aktivis dari Teather Namma.

Selanjutnya, Ridho juga menambahkan terkait pandangan masyarakat terlebih para buruh di Yogyakarta mengenai aksi ini. Sekitar 99% masyarakat mendukung aksi peringatan hari buruh Nasional ini, pungkasnya ketika diwawancarai di Nol KM.

Ridho juga menerangkan terkait kendala yang mereka hadapi ketika melakukan aksi ini. Kendala yang amat klasik yaitu pengendalian masa yang banyak, kemudian terpecah keberbagai sudut Nol KM membuat kesulitan dalam koordinasi. Namun, ini bukan sebuah rintangan besar yang mampu mengagalkan aksi kami, tambah Ridho.

Aksi yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga usai pun mendapat dukungan dari para aparat kepolisian. Terlihat kerjasama antara para aktivis yang terlibat aksi dengan aparat kepolisian. Salah seorang aparat mengaku, aksi ini dipandang baik terlihat dari tujuan yang disuarakan para aktivis.

Selain suara aktivis untuk para buruh. Aksi ini juga menyuarakan terkait pembebasan Papua Barat. Salah seorang orator mengatakan bahwa rakyat indonesia yang sadar akan demokrasi yang mempunyai cita-cita sosialisme, sudah seharusnya mendukung kebebasan papua dari rasisme, dan tindak ketidakadilan lainnya.

Aksi ini diakhiri dengan tindakan mengajak sambil mengelilingi Malioboro dengan mengendarari JEEP. Aksi ini mendapat pandangan positif dari masyarakat. Sehingga, tidak ada kendala besar dalam rangkai aksi ini. Puncak aksi dilakukan di Nol KM, Malioboro, Yogyakarta (1/5). (Dyera R.O)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *